Berikut sedikit penjelasan perbedaan keduanya (penjelasan besarnya bisa di liat di post sebelumnya) beserta tugas simulasi kami minggu lalu
Pedagogi memiliki konsep belajar yang "teacher centered" dimana
gurulah yang menjadi sumber informasi yang ada, gurulah yang bertugas
memasukkan informasi itu kedalam pikiran siswa dan siswa bersifat pasif.
Sedangkan andragogi memiliki konsep belajar "learner centered"
dimana siswa yang lebih aktif mencari informasi dan saling berbagi ilmu
dengan siswa lainnya, dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator.
Andraggogi juga tidak terbatas pada ruang lingkup formal seperti
sekolah, universitas atau kursunamun juga bisa pada kejadian
sehari-hari.
SIMULASI :
Contohnya pada saat belajar memainkan gitar, dalam pedagogi guru akan
mengajarkan semua teknik bermain gitar kepada siswa seperti posisi duduk
dan posisi memegang gitar mengajarkan tangga nada juga lagu yang akan
dipelajari semuanya dari guru dan siswa hanya mengikuti instruksi yang
diberikan guru. Sedangkan dalam andragogi seseorang yang berniat untuk
mempelajari gitar akan mencari sendiri informasi melalui majalah , buku ,
dan internet dan jika ada hal yang kurang dimengerti ia akan bertanya
kepada temannya yang lebih mengerti tentang gitar karena andragogi tidak
harus selalu dalam ruang lingkup formal.
Anggota :
Muhammad Irfan
Pritta Astuti
Kamis, 14 Juni 2012
Sabtu, 09 Juni 2012
ANDRAGOGI !!!!
Melanjutkan post sebelumnya, tapi kali ini lawan dari pedagogi yaitu andragogi
Andragogi juga berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata andr atau aner yang berarti orang dewasa , dan agogus yang berarti memimpin. Jadi, Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar.
Andragogi juga berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata andr atau aner yang berarti orang dewasa , dan agogus yang berarti memimpin. Jadi, Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar.
Andragogi memiliki konsep belajar "Student - Centered" dimana siswa yang lebih aktif mencari informasi dan saling berbagi ilmu dengan siswa lainnya, dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator. Di dalam andragogi, siswa untuk saling bekerja sama dan saling meningkatkan pengetahuan masing-masing guru dengan pengajaran andragogi juga tidak membuat siswanya ke arah yang sangat formal, malah menjadikan teman yang bisa di ajak berdiskusi.
Knowles (Sudjana, 2005: 62)
mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik
(orang dewasa) untuk belajar (the science and arts of helping adults learn).
Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai seni dan
ilmu untuk mengajar anak-anak (pedagogy is the science and arts of teaching
children). Knowles
juga menegaskan bahwa orang dewasa adalah diri yang terarah dan bertanggung jawab
atas keputusannya.
Istilah andragogi ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, pada tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidikan Amerika Serikat, Malcolm Knowles.
Perlu di catat bahwa Andragogi tidaklah terbatas pada ruang lingkup seperti sekolah, universitas, kursus dan lain lain melainkan bisa juga pada kejadian sehari-hari
Istilah andragogi ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, pada tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidikan Amerika Serikat, Malcolm Knowles.
Perlu di catat bahwa Andragogi tidaklah terbatas pada ruang lingkup seperti sekolah, universitas, kursus dan lain lain melainkan bisa juga pada kejadian sehari-hari
PEDAGOGI !!!
Post nya telaaaatt!!!
tapi ada pepatah yang mengatakan lebih baik telat daripada telaaat kali
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi
tapi ada pepatah yang mengatakan lebih baik telat daripada telaaat kali
untuk post kali ini sebenarnya harus di lakukan sebelum mata kuliah berlangsung tapi, yang terjadi terjadilah langsung saja , saya mencoba mencari beberapa sumber mengenai pedagogi dan andragogi di post selanjutnya
Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani kuno (paidagōgeō; dari país:anak dan ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”).Dalam perkembangannya pedagogi sering dimaknai sebagai pendidikan/ilmu
mendidik (ilmu mendidik anak yang belum dewasa), sedangkan mendidik/ilmu
mendidik orang dewasa disebut andragogi. Meskipun demikian penggunaan
istilah pedagogi sering dimaksudkan sebagai pendidikan dalam arti
umum/luas (Education) tanpa membedakan tingkatan usia kematangan
seseorang.
Pedagogi memiliki konsep belajar yang "Teacher - Centered" yang artinya dimana guru lah yang menjadi sumber dari segala informasi yang ada, guru lah yang bertugas memasukkan informasi itu ke dalam pikiran siswa dan siswa biasanya bersifat pasif. Pedagogi juga memiliki cakupan yang sangat luas karena memang didalamnya terdapat keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan hal tersebut, dimana didalamnya terdapat psikologi
pendidikan.
Pedagogi memang umumnya di lakukan pada anak anak, tapi tidak mungkin orang dewasa secara fisik dengan pikiran yang belum dewasa juga masih mungkin tuk diterapkannya teknik belajar ini
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi
Kamis, 07 Juni 2012
TUGAS MINI PROYEK 2011/2012
Latar Belakang
Tata Cara
Pembelajaran di zaman
dulu dan sekarang jelas berbeda bisa dilihat dari cara guru mengajar di zaman
dulu yang keras hingga sekarang yang ramah. Selain itu juga bisa dilihat jika
dulu gurulah yang menjadi pusat informasi dan siswa yang menerimanya, jauh dari
zaman sekarang dimana guru hanya menjadi fasilitator untuk membantu siswanya
dalam proses belajar dan siswa mulai di ajarkan untuk mencari informasi secara
individual. Diantara berbagai faktor-faktor dalam mendukung pembelajaran, media dalam proses belajar sudah pasti telah
menjadi faktor yang sangat penting. hal ini terjadi jelas karena kemajuan zaman
yang serba teknologi ini menyebabkan segala informasi menjadi lebih mudah tuk
didapatkan.
Di sini kami mengambil topik “Peran Teknologi Sebagai Media Belajar” kenapa teknologi? Karena di zaman yang serba maju ini teknologi sudah menjadi hal yang makin biasa . Dalam bidang pendidikan teknologi seolah-olah telah menggantikan banyak hal, misal ; seorang siswa tak perlu lagi selalu terpaku hanya terhadap guru dan buku, mereka sekarang bisa mendapatkan informasi yang begitu banyak hanya dengan 1 tangan, melalui mobile phone misalnya, ataupun dengan laptop yang makin kecil dan ringan. Untuk seorang pelajar, teknologi seharunya menjadi hal yang rumit dan tak gampang tuk digunakan dengan maksimal. Dibalik hal-hal positive yang ada di zaman teknologi ini, sudah pasti ada pula hal-hal negatife didalamnya.Kami ingin melihat apakah siswa siswi sekarang sudah masuk ke zaman Ubiquitos Computing dimana kita tahu di zaman UC adalah dimana 1 orang memiliki banyak computing dalam arti ini seseorang tak lagi hanya terpaku pada 1 alat melainkan banyak alat yang berbentuk Mobile. Juga melihat apakah U-Learning sudah memasuki kehidupan anak SMA Swasta Harapan 3 kelas X-B.
Permasalahan :
1. Apakah
peranan orangtua dalam memfasilitasi anak untuk menerapkan UL?
2. Apakah
peranan sekolah dalam memfasilitasi siswanya untuk menghadapi UL?
3. Apakah
siswa sudah menggunakan UL?
4. Apakah
fungsi UC dalam mendukung proses belajar mengajar?
Tujuan :
1. Untuk
mengetahui peranan orangtua dalam memfasilitasi anak untuk menerapkan UL.
2. Untuk
mengetahui peranan sekolah dalam memfasilitasi siswanya untuk menghadapi UL.
3. Untuk
mengetahui apakah siswa mengenal UC dan apakan telah menggunakan yang namanya
UL.
4. Untuk
mengetahui fungsi UC
dalam mendukung proses belajar mengajar pada siswa.
Manfaat :
1. Agar
mengetahui peranan orangtua dalam memfasilitasi anak untuk menerapkan UL.
2. Agar
mengetahui peranan sekolah dalam memfasilitasi siswanya untuk menghadapi UL.
3. Agar
mengetahui apakah siswa mengenal UC dan apakan telah menggunakan yang namanya
UL.
4. Agar
mengetahu fungsi UC dalam mendukung proses belajar mengajar pada siswa.
Metode Pengumpulan Data:
Dalam melakukan observasi,
metode yang kami gunakan
adalah metode dengan pengisian kuesioner.
Landasan Teori :
Untuk mengetahui apakah Ubiquitos computing telah masuk ke dalam
kehidupan siswa , maka kami hanya menggunakan teori/arti dari Ubiquitos
computing.
Alat dan Bahan yang digunakan
untuk Merealisasikan Objek :
Kuesioner
Kamera
Reward (Pulpen)
Kuesioner
Kamera
Reward (Pulpen)
Pulpen
Komputer (PC,Laptop)
Penjelasan Objek atau Subjek
yang Dilibatkan Dalam Proyek :
Objek yang kami libatkan : Ubiquitos Computing
Subjek yang kami libatkan : 35 Siswa SMA SWASTA HARAPAN 3 kelas X-B
Subjek yang kami libatkan : 35 Siswa SMA SWASTA HARAPAN 3 kelas X-B
Proses Analisa dan Membuat
Kesimpulan dari Data yang Dikumpulkan :
Setiap anggota kelompok memegang 12
buah kuesioner lalu saling menjumlahkan hasil kuesioner yang ada pada tiap
soal. Selanjutnya kami membuat kesimpulan berdasar hasil jawaban responden ditiap
soal lalu menarik kesimpulan bersama.
Sebelum menarik kesimpulan bersama
kami juga membuat kesimpulan masing masing.
Jadwal
Kegiatan Pelaksanaan Proyek:
Tanggal : 31 Mei 2012
Hari
: Kamis
Pukul : 12:00
WIB s/d selesai
Tempat : SMA SWASTA HARAPAN 3
Kalkulasi
Biaya untuk Pelaksanaan Hingga Pelaporan dan Evaluasi Proyek
Dana
keluar:
- Fotokopi kuesioner Rp.
25.000
- Reward
Rp. 48.000 ⁺
Total Rp. 73.000
Time Table
NO
|
URAIAN
|
APRIL
|
MEI
|
JUNI
|
||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1
|
Menentukan topik
|
|||||||||||||
2
|
Menentukan tema
|
|||||||||||||
3
|
Membuat kuesioner
|
|||||||||||||
4
|
Pengumpulan kuesioner
|
|||||||||||||
5
|
Menyempurnakan kuesioner
|
|||||||||||||
6
|
Menuju ke Sekolah
|
|||||||||||||
7
|
Pelaksanaan
|
|||||||||||||
8
|
Pengumpulan data
|
|||||||||||||
9
|
Diskusi hasil akhir
|
|||||||||||||
10
|
Evaluasi hasil akhir
|
|||||||||||||
11
|
Finishing Proyek
|
PELAKSANAAN
NO
|
HARI / TANGGAL
|
PUKUL
|
KEGIATAN
|
|
1
|
Rabu / 11-04-2012
|
14.00
|
Menentukan Topik dan Tema Penelitian. Kami berkumpul setelah mata
kuliah PIO untuk mendiskusikan pemilihan topik dan tema yang kami gunakan.
|
|
2
|
Kamis / 10-05-2012
|
12.00
|
Saat mata kuliah Faal berakhir, kami mengadakan pertemuan untuk
pemberian tugas untuk membuat soal-soal yang akan kami buat di kuesioner
|
|
3
|
Rabu / 16-05-2012
|
14.00
|
Kami mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari tiap anggota.
|
|
4
|
Jum’at / 18-05-2012 dan Senin
21-05-2012
|
11.00 dan 10.00
|
Pada hari Jum’at kami mengadakan diskusi untuk memilih pertanyaan mana
yang akan kami cantumkan pada kuesioner kami. Dan pada hari Senin kami
berdiskusi kembali untuk menyempurnakan pertanyaannya agar lebih tepat.
|
|
5
|
Kamis / 31-05-2012
|
11.00
|
Seusai mata kuliah Faal kami berkumpul bersama kelompok Bagus, Okto
dan Rajief untuk menuju SMA Swasta Harapan 3 (kebetulan subjek penelitian
kami sama).
|
|
6
|
Kamis / 31-05-2012
|
12.30
|
Kami mengadakan observasi terhadap siswa/I SMA Swasta Harapan 3 kelas
X-B dalam bentuk kuesiner.
|
|
7
|
Jum’at / 01-06-2012
|
09.00
|
Pada hari Jum’at kami bertiga dikeluarkan dari kelas Psikologi Pendidikan karena tidak
membaca tentang Paedagogi. Kami mengadakan diskusi untuk pembagian tugas
dalam menyimpulkan hasil kuesioner yang telah diisi.
|
|
8
|
Selasa / 05-06-2012
|
13.15
|
Kami mengumpulkan hasil kesimpulan dari kuesioner sekaligus
penyempurnaan dari mini proyek kami secara keseluruhan.
|
|
9
|
Kamis / 07-06-2012
|
11.00
|
Kami berkumpul usai mata kuliah Faal untuk menyelesaikan mini proyek
kami (finishing proyek).
|
PELAPORAN DAN EVALUASI
Berikut kesimpulan yang kami tarik :
PERAN SEKOLAH :
Dalam penerapan Ubiquitos Learning ini tentunya sekolah memiliki peran
penting didalamnya. Hasil dari survey yang kami lakukan di SMA Harapan 3
terhadap 35 siswa/i menunjukkan bahwa peran sekolah masih terdapat kekurangan
dalam penyedian fasilitas untuk Ubiquitos Learning. Di SMA Harapan 3 belum
terdapat fasilitas wifi yang dapat dinikmati oleh siswa/i-nya yang
mengakibatkan siswa/i yang membawa laptop ke sekolah tidak dapat mengakses
internet. SMA Harapan 3 memiliki Lab.
Komputer yang jumlah komputernya sesuai dengan jumlah siswa satu kelas,
juga memiliki akses ke internet. Namun sayangnya siswa/i hanya dapat menggunakan Lab. Komputer pada
saat mata pelajaran saja. Ini menunjukkan bahwa sekolah masih memiliki hambatan
dalam memfasilitasi Ubiquitos Learning. Walaupun PC yang terdapat di Lab.
Komputer bukan merupakan Ubiquitos Computing, namun ini menunjukkan bahwa
teknologi belum dimaksimalkan oleh pihak sekolah. Para siswa/i yang mengisi
kuesioner juga mengungkapkan bahwa uang sekolah yang dibayar oleh orang tua
mereka tidak sesuai dengan fasilitas yang dimiliki sekolah. Tentunya ini
menjadi PR bagi sekolah agar dapat memaksimalkan penerapan teknologi dalam
pendidikan terlebih penerapan Ubiquitos Learning.
PERAN ORANG TUA :
Kami melihat beberapa hal dalam peran orangtua dalam mendukung jaman ubiquitos computing ini dimana ternyata dari hasil Kuesioner membuktikan
Orang tua mereka ternyata tidak ketinggalan dalam hal perkembangan
teknologi pada jaman sekarang, sehingga ini membuat orang tua tidak ragu dalam
mendukung mereka di dalam penggunaan teknologi sekarang.
Orang tua mereka juga ternyata sudah memberikan handphone yang telah
menunjang pengaksesan internet. Orang tua responden ternyata juga sudah banyak
yang telah memberikan fasilitas koneksi internet di rumah.
Banyak juga dari orang tua mereka memberikan uang saku khusus untuk
membeli pulsa walaupun tidak semuanya tetapi pernyataan ini juga telah
membuktikan bahwa lebih dari setengah orang tua siswa sudah mendukung dalam hal
biaya pulsa untuk dipakai internet
Pada poin
kuisioner selanjutnya membuktikan bahwa ternyata orang tua mereka memang mau
memfasilitasi anaknya dengan handphone yang bagus bila orangtua mereka
mempunyai uang yang cukup. Ini menjelaskan bahwa niat orang tua sudah ada untuk
mendukung anak nya di jaman ubiquitos computing ini
Orang tua mereka ternyata tidak membatasi hanya dengan mempunyai komputer
dan akses internet di rumah saja.Sselanjutnya, banyak orang tua mereka lebih
memilih menggunakan internet untuk proses belajar dibandingkan menggunakan buku
sehingga kami menarik kesimpulan kalau hal ini juga lah yang menjadi faktor
orang tua berani untuk memfasilitasi anaknya untuk berinternetan dan memiliki
banyak gadget yang bisa berhubungan dengan internet.
Walaupun begitu orang tua mereka juga telah mengingatkan mereka untuk
menggunakan internet dalam hal yang positif. Disini bisa dilihat bahwa orang
tua telah ikut serta untuk mengingatkan anaknya
Di poin selanjutnya membuktikan kalau orangtua mereka ikut ambil andil
dalam mendukung jaman Ubiquitos Computing dengan mengawasi mereka menggunakan
internet tidak hanya memberikan fasilitas tetapi juga mengawasi agar tak
terjerumus yang aneh-aneh.
Di poin terakhir ,banyak dari siswa harapan 3 kelas X-B merasa bahwa
orangtua mereka telah mendukung penuh dalam penggunaan ubiquitos computing.
Sehingga kami cukup yakin kalau memang orangtua siswa sekolah swasta Harapan 3
kelas X-B telah banyak memberi peran dalam mendukung anaknya memasuki jaman
Ubiquitos Computing
UBIQUITOS COMPUTING
:
Berdasarkan pernyataan yang pertama ini, ternyata lebih banyak mereka para siswa baru mendengar apa itu Ubiquitos computing setelah ada penjelasan dari kami, yaitu sebanyak 23 orang dari jumlah yg ada dalam 1 kls yaitu ada 35 orang. dan mereka memahami arti Ubiquitos Computing hampir setengah dari jumlah seluruhnya. keseluruhan dari mereka memiliki Hp yang dapat digunakan untuk browsing atau akses internet, tapi dalam penggunaannya, hanya sedikit yang menggunakan untuk mengakses internet untuk yang berhubungan dengan pelajaran(pernah dalam waktu sesaat), tetapi malah lebih dominan menggunakannya untuk nelfon,sms an, dan mengakses internet untuk jejaring sosial. Dan mereka lebih bnyak mnggunakan computer dalam pengaksesan internet, bukan dengan Ubiquitos Computing, karena dari jumlah yang 35 orang tersebut; mereka berpikir kalau menggunakan Hp atau Ubiquitos Computing membutuhkan biaya yang bnyak dalam pengaksesan nya.
Berdasarkan pernyataan yang pertama ini, ternyata lebih banyak mereka para siswa baru mendengar apa itu Ubiquitos computing setelah ada penjelasan dari kami, yaitu sebanyak 23 orang dari jumlah yg ada dalam 1 kls yaitu ada 35 orang. dan mereka memahami arti Ubiquitos Computing hampir setengah dari jumlah seluruhnya. keseluruhan dari mereka memiliki Hp yang dapat digunakan untuk browsing atau akses internet, tapi dalam penggunaannya, hanya sedikit yang menggunakan untuk mengakses internet untuk yang berhubungan dengan pelajaran(pernah dalam waktu sesaat), tetapi malah lebih dominan menggunakannya untuk nelfon,sms an, dan mengakses internet untuk jejaring sosial. Dan mereka lebih bnyak mnggunakan computer dalam pengaksesan internet, bukan dengan Ubiquitos Computing, karena dari jumlah yang 35 orang tersebut; mereka berpikir kalau menggunakan Hp atau Ubiquitos Computing membutuhkan biaya yang bnyak dalam pengaksesan nya.
Dan dari hasil penelitian ini juga, tenrnyata mereka masih lebih suka mencari informasi dari buku ketimbang dari internet, dan para siswa juga berpikir kalau Ubiquitos Computing tidak dapat diterapkan di sekolah mereka karena melihat fasilitas yang ada, mereka ada stengah memilih ragu dalam pernyataan ini, tetapi mereka semua ingin Bahwa Ubiquitos Computing ini benar-benar di terapkan di sekolah mereka.
Ini hasil dari survey/penelitian kami terhadap siswa Kls X.B di SMA Harapan 3, Medan.
Terimakasih.....
TESTIMONI :
Andhika Satria
Nasution
111301104
Akhirnya!! Tugas mini proyek kami
pun selesai, dan ini merupakan pengalaman yang benar-benar membekas karena saya
merasa bisa merasakan kalau kedepannya pasti akan lebih susah dari sekarang.
Saya juga bersyukur bisa menyelesaikan tugas mini proyek ini walaupun dengan
susah payah tapi saya yakin ini bisa menjadi refrensi untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang sejenis proyek ini kedepannya. Selama melaksanakan mini proyek
saya mendapatkan banyak pelajaran bagaimana cara bekerja secara maksimal dalam
sebuah kelompok, bagaimana cara berbicara yang bagus di depan banyak orang juga
bagaimana cara mengerjakan tugas secara berurutan dengan benar. Ini merupakan
pengalaman yang mungkin akan saya ingat dalam jangka waktu yang cukup lama.
Janpringatan Purba
111301013
Puji
dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana Dian masih memberikan kami kesempatan
dan waktu sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mini Proyek kami. Dan ini
adalah salah satu pengalaman yang luar biasa yang saya temukan di Psikologi
ini, yaitu kami langsung melakukan penelitian ke lokasi/lapangan langsung.
Walaupun tugas ini lumayan melelahkan dan cukup capek dalam pengerjaanya, tapi tetap saya bersyukur karena ini menambah pengalaman bagi saya. Dan untuk kedepanya saya akan lebih tau bagaimana cara melakukan peneitian” seperti ini.
Saya juga sangat berterimakasih Kepada dosen Pengampuh yang telah memberikan tugas ini kepada kami, yaitu Ibu Filia Dina Anggraeni Lubis. Dimana akan menambah wawasan kami untuk kedepanya, dan semoga ini dapat saya ingat untuk kebutuhan di semester kedepanya.
Terima kasih
Edwin Mangatur Sirait
111301013
Wah, walaupun sudah dekat deadline
untuk penyelesaian mini proyek akhirnya kelompok kami selesai juga! Untuk itu
ada baiknya saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberkati hingga akhirnya mini proyek ini selesai. Saya juga tak lupa
untuk mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan senior yang telah
memberikan bantuan sedikit banyak untuk mini proyek ini. Tak lupa kepada Bu
Dina sebagai dosen pengampuh mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah
memberikan tugas ini dan bantuan moril kepada mahasiswanya agar mini proyek ini
cepat selesai. Banyak kendala yang kami hadapi, mulai dari masalah waktu
berkumpul tiap anggota yang sulit hingga masalah tempat survey yang akan kami
jadikan tempat observasi. Puji Tuhan kendala ini dapat kami lalui hingga
akhirnya mini proyek ini selesai. Semoga dengan selesainya mini proyek ini
menjadi awal yang baik bagi mahasiswa/i Fakultas Psikologi angkatan 2011 dalam
melakukan proyek-proyek yang pastinya akan lebih besar beserta dengan
tantangannya yang semakin menantang. Sedikit pendapat tentang topik kami ini
bahwa ternyata sekolah di Medan tampaknya masih harus banyak berbenah agar
penerapan U-Learning dapat terlaksana. Seperti penyediaan wifi dan kurikulum
yang berbasis teknologi. Akhir kata saya ucapkan terima kasih! Horas!!
POSTER !!!!
Blog Anggota
Langganan:
Postingan (Atom)