Kamis, 14 Juni 2012

PERBEDAAN ANDRAGOGI DAN PEDAGOGI (kelompok)

Berikut sedikit penjelasan perbedaan keduanya (penjelasan besarnya bisa di liat di post sebelumnya) beserta tugas simulasi kami minggu lalu

Pedagogi memiliki konsep belajar yang "teacher centered" dimana gurulah yang menjadi sumber informasi yang ada, gurulah yang bertugas memasukkan informasi itu kedalam pikiran siswa dan siswa bersifat pasif.       Sedangkan andragogi memiliki konsep belajar "learner centered" dimana siswa yang lebih aktif mencari informasi dan saling berbagi ilmu dengan siswa lainnya, dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator. Andraggogi juga tidak terbatas pada ruang lingkup formal seperti sekolah, universitas atau kursunamun juga bisa pada kejadian sehari-hari.









SIMULASI :

 Contohnya pada saat belajar memainkan gitar, dalam pedagogi guru akan mengajarkan semua teknik bermain gitar kepada siswa seperti posisi duduk dan posisi memegang gitar mengajarkan tangga nada juga lagu yang akan dipelajari semuanya dari guru dan siswa hanya mengikuti instruksi yang diberikan guru. Sedangkan dalam andragogi seseorang yang berniat untuk mempelajari gitar akan mencari sendiri informasi melalui majalah , buku , dan internet dan jika ada hal yang kurang dimengerti ia akan bertanya kepada temannya yang lebih mengerti tentang gitar karena andragogi tidak harus selalu dalam ruang lingkup formal.

Anggota :
Muhammad Irfan
Pritta Astuti

Sabtu, 09 Juni 2012

ANDRAGOGI !!!!

Melanjutkan post sebelumnya, tapi kali ini lawan dari pedagogi yaitu andragogi

Andragogi juga berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata andr atau aner  yang berarti orang dewasa , dan agogus yang berarti memimpin. Jadi, Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar. 

Andragogi memiliki konsep belajar "Student - Centered" dimana siswa yang lebih aktif mencari informasi dan saling berbagi ilmu dengan siswa lainnya, dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator. Di dalam andragogi, siswa untuk saling bekerja sama dan saling meningkatkan pengetahuan masing-masing guru dengan pengajaran andragogi juga tidak membuat siswanya ke arah yang sangat formal, malah menjadikan teman yang bisa di ajak berdiskusi.

Knowles (Sudjana, 2005: 62) mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar (the science and arts of helping adults learn). Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak (pedagogy is the science and arts of teaching children). Knowles juga menegaskan bahwa orang dewasa adalah diri yang terarah dan bertanggung jawab atas keputusannya.

Istilah andragogi ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, pada tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidikan Amerika Serikat, Malcolm Knowles.


Perlu di catat bahwa Andragogi tidaklah terbatas pada ruang lingkup seperti sekolah, universitas, kursus dan lain lain melainkan bisa juga pada kejadian sehari-hari


PEDAGOGI !!!

Post nya telaaaatt!!!
tapi ada pepatah yang mengatakan lebih baik telat daripada telaaat kali

untuk post kali ini sebenarnya harus di lakukan sebelum mata kuliah berlangsung tapi, yang terjadi terjadilah langsung saja , saya mencoba mencari beberapa sumber mengenai pedagogi dan andragogi di post selanjutnya

Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani kuno (paidagōgeō; dari país:anak dan  ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”).Dalam perkembangannya pedagogi sering dimaknai sebagai pendidikan/ilmu mendidik (ilmu mendidik anak yang belum dewasa), sedangkan mendidik/ilmu mendidik orang dewasa disebut andragogi. Meskipun demikian penggunaan istilah pedagogi sering dimaksudkan sebagai pendidikan dalam arti umum/luas (Education) tanpa membedakan tingkatan usia kematangan seseorang.

Pedagogi memiliki konsep belajar yang "Teacher - Centered" yang artinya dimana guru lah yang menjadi sumber dari segala informasi yang ada, guru lah yang bertugas memasukkan informasi itu ke dalam pikiran siswa dan siswa biasanya bersifat pasif. Pedagogi juga memiliki cakupan yang sangat luas karena memang didalamnya terdapat keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut, dimana didalamnya terdapat psikologi pendidikan.

Pedagogi memang umumnya di lakukan pada anak anak, tapi tidak mungkin orang dewasa secara fisik dengan pikiran yang belum dewasa juga masih mungkin tuk diterapkannya teknik belajar ini

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi

Kamis, 07 Juni 2012

TUGAS MINI PROYEK 2011/2012


Latar Belakang

Tata Cara Pembelajaran di zaman dulu dan sekarang jelas berbeda bisa dilihat dari cara guru mengajar di zaman dulu yang keras hingga sekarang yang ramah. Selain itu juga bisa dilihat jika dulu gurulah yang menjadi pusat informasi dan siswa yang menerimanya, jauh dari zaman sekarang dimana guru hanya menjadi fasilitator untuk membantu siswanya dalam proses belajar dan siswa mulai di ajarkan untuk mencari informasi secara individual. Diantara berbagai faktor-faktor dalam mendukung pembelajaran,  media dalam proses belajar sudah pasti telah menjadi faktor yang sangat penting. hal ini terjadi jelas karena kemajuan zaman yang serba teknologi ini menyebabkan segala informasi menjadi lebih mudah tuk didapatkan.


Di sini kami mengambil topik “Peran Teknologi Sebagai Media Belajar” kenapa teknologi? Karena di  zaman yang serba maju ini teknologi sudah menjadi hal yang makin biasa . Dalam bidang pendidikan teknologi seolah-olah telah menggantikan banyak hal, misal ; seorang siswa tak perlu lagi selalu terpaku hanya terhadap guru dan buku, mereka sekarang bisa mendapatkan informasi yang begitu banyak hanya dengan 1 tangan, melalui mobile phone misalnya, ataupun dengan laptop yang makin kecil dan ringan. Untuk seorang pelajar, teknologi seharunya menjadi hal yang rumit dan tak gampang tuk digunakan dengan maksimal. Dibalik hal-hal positive yang ada di zaman teknologi ini, sudah pasti ada pula hal-hal negatife didalamnya.Kami ingin melihat apakah siswa siswi sekarang sudah masuk ke zaman Ubiquitos Computing dimana kita tahu di zaman UC adalah dimana 1 orang memiliki banyak computing dalam arti ini seseorang tak lagi hanya terpaku pada 1 alat melainkan banyak alat yang berbentuk Mobile. Juga melihat apakah U-Learning sudah memasuki kehidupan anak SMA Swasta Harapan 3 kelas X-B.




Permasalahan :
1.       Apakah peranan orangtua dalam memfasilitasi anak untuk menerapkan UL?
2.       Apakah peranan sekolah dalam memfasilitasi siswanya untuk menghadapi UL?
3.       Apakah siswa sudah menggunakan UL?
4.       Apakah fungsi UC dalam mendukung proses belajar mengajar?

Tujuan :
1.       Untuk mengetahui peranan orangtua dalam memfasilitasi anak untuk menerapkan UL.
2.       Untuk mengetahui peranan sekolah dalam memfasilitasi siswanya untuk menghadapi UL.
3.       Untuk mengetahui apakah siswa mengenal UC dan apakan telah menggunakan yang namanya UL.
4.       Untuk mengetahui fungsi UC dalam mendukung proses belajar mengajar pada siswa.

Manfaat :
1.       Agar mengetahui peranan orangtua dalam memfasilitasi anak untuk menerapkan UL.
2.       Agar mengetahui peranan sekolah dalam memfasilitasi siswanya untuk menghadapi UL.
3.       Agar mengetahui apakah siswa mengenal UC dan apakan telah menggunakan yang namanya UL.
4.       Agar mengetahu fungsi UC dalam mendukung proses belajar mengajar pada siswa.

Metode Pengumpulan Data:
Dalam melakukan  observasi,  metode yang kami gunakan adalah metode dengan pengisian kuesioner.

Landasan Teori :
Untuk mengetahui apakah Ubiquitos computing telah masuk ke dalam kehidupan siswa , maka kami hanya menggunakan teori/arti dari Ubiquitos computing.

Alat dan Bahan yang digunakan untuk Merealisasikan Objek :
Kuesioner
Kamera
Reward (Pulpen)
Pulpen
Komputer  (PC,Laptop)

Penjelasan Objek atau Subjek yang Dilibatkan Dalam Proyek :
Objek yang kami libatkan             : Ubiquitos Computing
Subjek yang kami libatkan            : 35 Siswa SMA SWASTA HARAPAN 3 kelas X-B

Proses Analisa dan Membuat Kesimpulan dari Data yang Dikumpulkan :
Setiap anggota kelompok memegang 12 buah kuesioner lalu saling menjumlahkan hasil kuesioner yang ada pada tiap soal. Selanjutnya kami membuat kesimpulan berdasar hasil jawaban responden ditiap soal lalu menarik kesimpulan bersama.
Sebelum menarik kesimpulan bersama kami juga membuat kesimpulan masing masing.

  Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Proyek:
Tanggal     : 31 Mei 2012
Hari           : Kamis
Pukul         : 12:00 WIB s/d selesai
Tempat      : SMA SWASTA HARAPAN 3

Kalkulasi Biaya untuk Pelaksanaan Hingga Pelaporan dan Evaluasi Proyek


Dana keluar:
- Fotokopi kuesioner                                                   Rp. 25.000
- Reward                                                                     Rp. 48.000  ⁺
­  Total                                                                          Rp. 73.000

 

  Time Table
NO
URAIAN
APRIL
MEI
JUNI
I
II
III
IV
I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
1
Menentukan topik













2
Menentukan tema













3
Membuat kuesioner













4
Pengumpulan kuesioner













5
Menyempurnakan kuesioner













6
Menuju ke Sekolah













7
Pelaksanaan













8
Pengumpulan data













9
Diskusi hasil akhir













10
Evaluasi hasil akhir













11
Finishing Proyek

















                                                                                                                                     
PELAKSANAAN


NO
HARI / TANGGAL
PUKUL
KEGIATAN
1
Rabu / 11-04-2012
14.00
Menentukan Topik dan Tema Penelitian. Kami berkumpul setelah mata kuliah PIO untuk mendiskusikan pemilihan topik dan tema yang kami gunakan.
2
Kamis / 10-05-2012
12.00
Saat mata kuliah Faal berakhir, kami mengadakan pertemuan untuk pemberian tugas untuk membuat soal-soal yang akan kami buat di kuesioner
3
Rabu / 16-05-2012
14.00
Kami mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari tiap anggota.
4
Jum’at /  18-05-2012 dan Senin 21-05-2012
11.00 dan 10.00
Pada hari Jum’at kami mengadakan diskusi untuk memilih pertanyaan mana yang akan kami cantumkan pada kuesioner kami. Dan pada hari Senin kami berdiskusi kembali untuk menyempurnakan pertanyaannya agar lebih tepat.
5
Kamis / 31-05-2012
11.00
Seusai mata kuliah Faal kami berkumpul bersama kelompok Bagus, Okto dan Rajief untuk menuju SMA Swasta Harapan 3 (kebetulan subjek penelitian kami sama).
6
Kamis / 31-05-2012
12.30
Kami mengadakan observasi terhadap siswa/I SMA Swasta Harapan 3 kelas X-B dalam bentuk kuesiner.
7
Jum’at / 01-06-2012
09.00
Pada hari Jum’at kami bertiga dikeluarkan dari  kelas Psikologi Pendidikan karena tidak membaca tentang Paedagogi. Kami mengadakan diskusi untuk pembagian tugas dalam menyimpulkan hasil kuesioner yang telah diisi.
8
Selasa / 05-06-2012
13.15
Kami mengumpulkan hasil kesimpulan dari kuesioner sekaligus penyempurnaan dari mini proyek kami secara keseluruhan.
9
Kamis / 07-06-2012
11.00
Kami berkumpul usai mata kuliah Faal untuk menyelesaikan mini proyek kami (finishing proyek).


 
PELAPORAN DAN EVALUASI
Berikut kesimpulan yang kami tarik :
PERAN SEKOLAH :

Dalam penerapan Ubiquitos Learning ini tentunya sekolah memiliki peran penting didalamnya. Hasil dari survey yang kami lakukan di SMA Harapan 3 terhadap 35 siswa/i menunjukkan bahwa peran sekolah masih terdapat kekurangan dalam penyedian fasilitas untuk Ubiquitos Learning. Di SMA Harapan 3 belum terdapat fasilitas wifi yang dapat dinikmati oleh siswa/i-nya yang mengakibatkan siswa/i yang membawa laptop ke sekolah tidak dapat mengakses internet. SMA Harapan 3 memiliki Lab.
Komputer yang jumlah komputernya sesuai dengan jumlah siswa satu kelas, juga memiliki akses ke internet. Namun sayangnya siswa/i  hanya dapat menggunakan Lab. Komputer pada saat mata pelajaran saja. Ini menunjukkan bahwa sekolah masih memiliki hambatan dalam memfasilitasi Ubiquitos Learning. Walaupun PC yang terdapat di Lab. Komputer bukan merupakan Ubiquitos Computing, namun ini menunjukkan bahwa teknologi belum dimaksimalkan oleh pihak sekolah. Para siswa/i yang mengisi kuesioner juga mengungkapkan bahwa uang sekolah yang dibayar oleh orang tua mereka tidak sesuai dengan fasilitas yang dimiliki sekolah. Tentunya ini menjadi PR bagi sekolah agar dapat memaksimalkan penerapan teknologi dalam pendidikan terlebih penerapan Ubiquitos Learning.

PERAN ORANG TUA :

                Kami melihat beberapa hal dalam peran orangtua dalam mendukung jaman ubiquitos computing ini dimana ternyata dari hasil Kuesioner membuktikan
Orang tua mereka ternyata tidak ketinggalan dalam hal perkembangan teknologi pada jaman sekarang, sehingga ini membuat orang tua tidak ragu dalam mendukung mereka di dalam penggunaan teknologi sekarang.
Orang tua mereka juga ternyata sudah memberikan handphone yang telah menunjang pengaksesan internet. Orang tua responden ternyata juga sudah banyak yang telah memberikan fasilitas koneksi internet di rumah.
Banyak juga dari orang tua mereka memberikan uang saku khusus untuk membeli pulsa walaupun tidak semuanya tetapi pernyataan ini juga telah membuktikan bahwa lebih dari setengah orang tua siswa sudah mendukung dalam hal biaya pulsa untuk dipakai internet
Pada poin kuisioner selanjutnya membuktikan bahwa ternyata orang tua mereka memang mau memfasilitasi anaknya dengan handphone yang bagus bila orangtua mereka mempunyai uang yang cukup. Ini menjelaskan bahwa niat orang tua sudah ada untuk mendukung anak nya di jaman ubiquitos computing ini

Orang tua mereka ternyata tidak membatasi hanya dengan mempunyai komputer dan akses internet di rumah saja.Sselanjutnya, banyak orang tua mereka lebih memilih menggunakan internet untuk proses belajar dibandingkan menggunakan buku sehingga kami menarik kesimpulan kalau hal ini juga lah yang menjadi faktor orang tua berani untuk memfasilitasi anaknya untuk berinternetan dan memiliki banyak gadget yang bisa berhubungan dengan internet.
Walaupun begitu orang tua mereka juga telah mengingatkan mereka untuk menggunakan internet dalam hal yang positif. Disini bisa dilihat bahwa orang tua telah ikut serta untuk mengingatkan anaknya
Di poin selanjutnya membuktikan kalau orangtua mereka ikut ambil andil dalam mendukung jaman Ubiquitos Computing dengan mengawasi mereka menggunakan internet tidak hanya memberikan fasilitas tetapi juga mengawasi agar tak terjerumus yang aneh-aneh.
Di poin terakhir ,banyak dari siswa harapan 3 kelas X-B merasa bahwa orangtua mereka telah mendukung penuh dalam penggunaan ubiquitos computing. Sehingga kami cukup yakin kalau memang orangtua siswa sekolah swasta Harapan 3 kelas X-B telah banyak memberi peran dalam mendukung anaknya memasuki jaman Ubiquitos Computing


UBIQUITOS COMPUTING
 :

                Berdasarkan pernyataan yang pertama ini, ternyata lebih banyak mereka para siswa baru mendengar apa itu Ubiquitos computing setelah ada penjelasan dari kami, yaitu sebanyak 23 orang dari jumlah yg ada dalam 1 kls yaitu ada 35 orang. dan mereka memahami arti Ubiquitos Computing hampir setengah dari jumlah seluruhnya. keseluruhan dari mereka memiliki Hp yang dapat digunakan untuk browsing atau akses internet, tapi dalam penggunaannya, hanya sedikit yang menggunakan untuk mengakses internet untuk yang berhubungan dengan pelajaran(pernah dalam waktu sesaat), tetapi malah lebih dominan menggunakannya untuk nelfon,sms an, dan mengakses internet untuk jejaring sosial. Dan mereka lebih bnyak mnggunakan computer dalam pengaksesan internet, bukan dengan Ubiquitos Computing, karena dari jumlah yang 35 orang tersebut; mereka berpikir kalau menggunakan Hp atau Ubiquitos Computing membutuhkan biaya yang bnyak dalam pengaksesan nya.

Dan dari hasil penelitian ini juga, tenrnyata mereka masih lebih suka mencari informasi dari buku ketimbang dari internet,  dan para siswa juga berpikir kalau Ubiquitos Computing tidak dapat diterapkan di sekolah mereka karena melihat fasilitas yang ada, mereka ada stengah memilih ragu dalam pernyataan ini, tetapi mereka semua ingin Bahwa Ubiquitos Computing ini benar-benar di terapkan di sekolah mereka.

                Ini hasil dari survey/penelitian kami terhadap siswa Kls X.B di SMA Harapan 3, Medan.
Terimakasih.....

TESTIMONI :

Andhika Satria Nasution
111301104
Akhirnya!! Tugas mini proyek kami pun selesai, dan ini merupakan pengalaman yang benar-benar membekas karena saya merasa bisa merasakan kalau kedepannya pasti akan lebih susah dari sekarang. Saya juga bersyukur bisa menyelesaikan tugas mini proyek ini walaupun dengan susah payah tapi saya yakin ini bisa menjadi refrensi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sejenis proyek ini kedepannya. Selama melaksanakan mini proyek saya mendapatkan banyak pelajaran bagaimana cara bekerja secara maksimal dalam sebuah kelompok, bagaimana cara berbicara yang bagus di depan banyak orang juga bagaimana cara mengerjakan tugas secara berurutan dengan benar. Ini merupakan pengalaman yang mungkin akan saya ingat dalam jangka waktu yang cukup lama.



Janpringatan Purba
111301013
                Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,  dimana Dian masih memberikan kami kesempatan dan waktu sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mini Proyek kami. Dan ini adalah salah satu pengalaman yang luar biasa yang saya temukan di Psikologi ini, yaitu kami langsung melakukan penelitian ke lokasi/lapangan langsung.

                Walaupun tugas ini lumayan melelahkan dan cukup capek dalam pengerjaanya, tapi tetap saya bersyukur karena ini menambah pengalaman bagi saya. Dan untuk kedepanya saya akan lebih tau bagaimana cara melakukan peneitian” seperti ini.

                Saya juga sangat berterimakasih Kepada dosen Pengampuh yang telah memberikan tugas ini kepada kami, yaitu  Ibu Filia Dina Anggraeni Lubis. Dimana akan menambah wawasan kami untuk kedepanya, dan semoga ini dapat saya ingat untuk kebutuhan di semester kedepanya.
Terima kasih


Edwin Mangatur Sirait
111301013
Wah, walaupun sudah dekat deadline untuk penyelesaian mini proyek akhirnya kelompok kami selesai juga! Untuk itu ada baiknya saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberkati hingga akhirnya mini proyek ini selesai. Saya juga tak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan senior yang telah memberikan bantuan sedikit banyak untuk mini proyek ini. Tak lupa kepada Bu Dina sebagai dosen pengampuh mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini dan bantuan moril kepada mahasiswanya agar mini proyek ini cepat selesai. Banyak kendala yang kami hadapi, mulai dari masalah waktu berkumpul tiap anggota yang sulit hingga masalah tempat survey yang akan kami jadikan tempat observasi. Puji Tuhan kendala ini dapat kami lalui hingga akhirnya mini proyek ini selesai. Semoga dengan selesainya mini proyek ini menjadi awal yang baik bagi mahasiswa/i Fakultas Psikologi angkatan 2011 dalam melakukan proyek-proyek yang pastinya akan lebih besar beserta dengan tantangannya yang semakin menantang. Sedikit pendapat tentang topik kami ini bahwa ternyata sekolah di Medan tampaknya masih harus banyak berbenah agar penerapan U-Learning dapat terlaksana. Seperti penyediaan wifi dan kurikulum yang berbasis teknologi. Akhir kata saya ucapkan terima kasih! Horas!!

 POSTER !!!!

 

 

 

 

  Blog Anggota